PERAYAAN 53 TAHUN INJIL MASUK GJRP DI PAPUA
KLASIS ABENAHO KABUPATEN YALIMO
Perayaan 53 Tahun Injil Masuk GJRP Di Papua:
Thema :
supaya aku yangan membangun di atas dasar, Yang telah di letakan orang lain. Roma 15: 20 d
Subthema :
melalui dasar yang telah di letakan seluruh umat tuhan telah di perbaharui
Jumat, 28 Oktober 2016
BALIHO THEMA DAN SUBTHEMA
Pictures Bersama di atas saat kegiatan pertandingan berjalan dan bentuk jenis perpermainan
foto-foto saat kegiatan berjalan, dalam rangka perayaan 53 Tahun injil masuk GJRP Di Papua.
Bapak Toko GJRP Pdt Malhus Nekwek,S.Th.M.Th.dengan Anak-anak
Mahasiswa SSTTR di Wamena Potikelek, hadir dalam acara menerima mereka dengan Menangis secara budaya Papua.
saat jemaat-jemaat posisi tenang setelah tutup bakar batu,dan paniti mengarahkan untuk mulai acara
Saat Kedatangan Rombongan Bapak Bupati Kab Yalimo, ERR Dabi, kepala Dinas Pendidikan ,Kepala Dinas Sosial,Kepala Dinas Perindagkop, dan Kepala Kantor SDM dan Mineral Kab Yalimo
Mereka tersebut kader Organisasi Gereja Jemaat Reformasi Papua GJRP, Panitia Menerima mereka dengan menangis secara budaya papua.
ketua Panitia Bapak kepala Distrik Abenaho Selodi Nekwek,S.Pd. dengan anggota -anggota kepanitiaan sedang diskusi saat mulai acara.
Pembawah Acara Bapak Dinus Wandik,S.Th.
membuka Wacana sebelum memasuki dalam susunan acara.
kaum ibu jemat Yahatma,Uwambo,dan Sohombunu bersiap-siap untuk membawah vogal group
kaum ibu jemat Yahatma,Uwambo,dan Sohombunu membawah vogal group dengan judul,
Pdt Geith Membawah Terang Untuk GJRP Karena amana Tuhan.
Bpk Pdt Thera Kepno,S.Th. menghotbah dalam acara terbuka menggunakan bahasa indonesia
BPK KETUA KELASIS ABENAHO NIKOLAS KOSSAY DENGAN
ROMBONGAN MAJELIS MAMEMBAWAH VOGAL GROUP
Generasi muda/mudi GJRP sekolah minggu Jemaat Ebenheser Wamena
kaum ibu jemaat jerusalem di ulunikma membawa vogal group
masyarakat duduk sante pdt saat hotbah
istri kepala Bidang pemuda dan olahraga kab yalimo dengan rombongan membawah vogal group setelah hotbah menyerakan waktu pada pembawa acara.
sambutan oleh ketua panitia
SEKIAN DAN TERIMA KASIH ATAS KERJA KERAS BAPA IBU DAUDARA/SAUDARI TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA
KITAH HARUS BANGKITKAN GEREJA ORGANISASI KAMI GJRP DI PAPUA
"KEMANDIRIAN GEREJA JEMAAT REFORMASI PAPUA
DALAM ETIKA GJRP
berkembangnya gereja GJRP di Indonesia, tidaklah lepas dari pelayanan organisasi-organisasi misi, yang dimulai dengan pekabaran injil Kristus sampai pendewasaan jemaat[1], dengan mengubah mereka menjadi orang Kristen sejati. Contohnya Gereja -Gereja GJRP di Abenaho membangun permanen merupakan kemandirian hasil pelayanan misi Pdt.Gueith‘ Peran organisasi misi atau lembaga pendamping gereja-gereja, berdampak positif. Bahkan ada yang berlanjut hingga kini dalam rangka mencapai sebuah gereja yang mandiri.
Selain
dampak positif yang terjadi oleh pelayanan lembaga misi atau lembaga pendamping
gereja, maka terdapat juga dampak negative, oleh karena kebergantungan gereja
atas lembaga-lembaga misi atau lembaga pendamping gereja (LPG). Hal ini telah menjadikan tantangan bersama untuk mewujudkan
kemandirian gereja.
Berikut
ini beberapa dampak negative yang ditimbulkan lembaga pendamping gereja.
“Pertama, akan ditinjau dari pemimpin-pemimpin gereja yang ada.
Banyak yang didirikan oleh para pemimpin, yang di dalam pelayanannya dalam
sebuah gereja tidak dapat berkembang kalau tidak mau dikatakan tidak mempunyai
tempat berpijak, sehingga berlanjut kepada timbulnya rasa tidak puas terhadap
suatu gereja. Kedua, banyak yang didirikan karena kelemahan yang terdapat
di dalam gereja. Ketiga, mempunyai pelayanan yang sangat spesifik sifatnya,
sehingga tidak membagi konsentrasi kepada anggotanya terhadap concern yang
lain. Keempat, ada petobat baru yang terus bergabung di dalam tanpa
mempunyai kesempatan untuk bergabung ke dalam suatu jenis pelayanan di sebuah
gereja. Hal-hal ini akan berdampak negatif, karena dapat memberikan
akibat-akibat seperti sifat eksklusifisme yang berlebihan yang cenderung
membuat anggotanya merasa diri lebih daripada yang lain; merasa asing dengan
pelayanan penggembalaan terhadap golongan lain, sampai akhirnya cenderung
melihat pelayanan hanya dari suatu strategi ketimbang sebagai suatu pengabdian;
serta, kemudahan bergerak dalam suatu lingkup tersendiri mengakibatkan
kesederhanaan di dalam berpikir dan berorientasi dalam pelayanan. Hal lain,
yang sepertinya menjadi suatu kontradiksi ialah akan terjadi timbulnya
kelemahan terhadap suatu pemahaman iman yang kokoh dan kuat, karena didorong
oleh jiwa kebersatuan. Serta, menghadirkan suatu "budaya jajan" yang
mengakibatkan terjadinya suatu kelemahan mental bagi orang Kristen di dalam
menghadapi perjuangan yang membutuhkan pengorbanan.”[3]
Kini
pemikiran bahwa sudah saatnya gereja-gereja di Indonesia mengatur dirinya
sendiri, tanpa diatur oleh lembaga-lembaga misi atau lembaga pendamping gereja sehingga program kemandirian gereja haruslah diupayakan dengan serius.
Topik
kemandirian gereja dalam makalah ini, merupakan sebuah pemikiran yang dapat
membuka wawasan gereja pada masa kini. Oleh sebab itu pemaparan pada bagian
selanjutnya yaitu: definisi kemandirian gereja, dasar alkitabiah terhadap
kemandiarian gereja, dan lingkup kemandirian gereja, kemudian kiat-kiat khusus
dalam mencapai kemandirian gereja.
GJRP HIDUP TETAP HIDUP